B. Indonesia

Pertanyaan

Sebutkan unsur intrinsik hikayat sang boma

1 Jawaban

  • Hikayat Sang Boma

    SAMBA DINOBATKAN


    Samba, putra Batara Krisna, mati dalam peperangan dengan raja raksasa Sang Boma. Atas perintah Sang Yang Tunggal, maka Batara Syiwa menyuruh Batara Indera dan Batara Narada turun ke dunia menghidupkan Samba kembali.



    Alkisah maka tersebutlah perkataan Batara Guru 1) menitahkan Begawan Batara Narada2) dan Batara Indera, katanya, "Hai tuan hamba kedua, pergilah tuan hamba kedua turun ke dunia menghidupkan Raden Samba Prawira itu, karena terlalu kasihan hamba melihat akan ayahanda bundanya terlalu sangat bercintakan anaknya itu." Setelah Begawan Batara Narada dan Batara Indera mendengar titah Batara Guru itu, maka ia pun segeralah turun ke dunia.

    Adapun pada tatkala itu mayat Raden Samba Prawira pun hendak dibakar, karena api pembakar itu pun sudah bernyala-nyala besar. Maka Begawan Batara Narada dan Batara Indera datang berdiri di hadapan segala raja-raja. Setelah dilihat oleh Maharaja Darma Wangsa3) dan Arjuna, maka ia pun segera mendapat kan Begawan Batara Narada dan Batara Indera. Setelah Maharaja Bala Dewa4), Bima5), Sri Maharaja Hanuman6), Antareja7), dan Pangeran Gatutkaca 8), Purbaya melihat akan kedua Batara itu datang, maka sekalian raja-raja itu segera mendapatkan Begawan Batara Narada dan Indera itu. Maka kedua Batara itu pun memberi hormat akan segala raja-raja itu.


    Syahdan maka Maharaja Darma Wangsa dan Arjuna membawa Begawan Batara Narada Batara Indera itu mendapatkan mayat Raden Samba Prawira diiringkan oleh segala raja-raja sekalian. Maka Begawan Batara Narada dan Batara Indera pun melihat mayat Raden Samba Prawira itu hendak dibakar oleh ayahnya Batara Krisna.

    Hatta maka tatkala Batara Krisna melihat akan Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu diiringkan oleh segala raja-raja datang mendapatkan mayat Raden Samba Prawira, maka ia pun memberi hormat akan Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu.

    Maka kata Batara Krisna, "Ya tuan hamba Begawan Batara Narada dan adinda tuan Batara Indera! Apakah pekerjaan tuan hamba kedua ini datang kepada hamba?"

    Maka kata Begawan Batara Narada, "Adapun akan hamba kedua ini datang dititahkan oleh Yang Peramesti Guru 9) akan menghidupkan Raden Prawirajaya ini."

    Syahdan setelah Batara Krisna mendengar kata Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu, maka ia pun terlalu sukacita hatinya, lalu dibawanya hampir kepada mayat Raden Samba Prawirajaya itu. Maka Batara Indera pun mengeluarkan air utama jiwa, lalu disiramkannya kepada bayu10) Raden Samba Prawira. Maka Raden Samba Prawirajaya pun bersin-bersin lalu bangun serta duduk seperti dahulu itu. Maka ia pun menyembah pada kaki Begawan Batara Narada, pada kaki Batara Indera dan pada kaki ayahanda Batara Krisna.

    Maka segera dipeluk dan diciumnya oleh ayahandanya. Setelah itu, maka ia pun menyembah pulalah pada kaki Maharaja Darma Wangsa, pada kaki Arjuna, pada kaki ayahanda Maharaja Bala Dewa, pada kaki Bima, pada kaki Sri Maharaja Hanuman, pada adinda Antareja, pada Raden Gatutkaca Pangeran Purbaya dan pada mamanda Nakula 11) dan Sadewa 12) sekalian itu, lalu berpeluk dan bercium-ciuman berganti-ganti. Kemudian daripada itu maka datanglah segala raja-raja kaum Pendawa sekalian seraya berpeluk dan bercium dengan Raden Samba Prawirajaya. Maka pada ketika itu bertukarlah duka dengan suka. Maka segala dewa-dewa kayangan pun mencucurkan air mawar dan menghamburkan bunga rampai emas. Maka akan Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu pun bermohonlah kepada Batara Krisna dan kepada Maharaja Darma Wangsa serta kepada sekalian raja-raja, kembali ke kayangannya. Setelah itu maka Batara Krisna pun menurunkan Dewi Januati dan Dewi Tunjung Sari dari atas usungan tujuh pangkat itu, seraya menitahkan membuang usungan itu ke dalam laut.

    Maka Baginda Batara Krisna membawa anakanda laki-istri ketiganya itu diiringkan oleh segala dayang-dayangnya dan segala raja-raja sekalian masuk ke dalam kota. Setelah sampai ke dalam, maka Baginda pun memberi anugerah kepada sekalian menteri Dwarawati13) tiada khali lagi kecil dan besar hina-dina sekalian.

Pertanyaan Lainnya